Yang mau menikah bacalah ini

Pernikahan merupakan sebuah ikatan sakral yang dialami oleh sepasang insan. Tuhan pun telah menciptakan setiap manusia untuk berpasang-pasangan. Akan tiba saatnya setiap manusia mulai menjelajahi setiap sudut tempat entah secara sengaja ataupun tidak sengaja untuk melengkapi hatinya. Perkenalan dan pendekatan merupakan proses awal sebelum memasuki jenjang pernikahan. Biasanya untuk peresmian diselenggarakan pertunangan sebagai jembatan menuju jenjang pernikahan.

Kabarnya selang waktu setelah pertunangan dan menuju pernikahan akan selalu ada halangan atau masalah yang dapat menggoyahkan antara kedua calon mempelai. Berbagai masalah dari yang terkecil bisa jadi menjadi besar karena keadaan emosional yang kadang tidak terkendali satu sama lain. Bahkan hingga menyentuh masalah krusial seperti keuangan entah itu dalam mempersiapkan pernikahan atau memperhitungkan seberapa jauh kesiapan kehidupan setelah menikah. Tidak dipungkiri ini merupakan tanda tanya besar, khususnya mempelai wanita. 

Dilihat dalam sisi realistis materi juga diperlukan dalam mengarungi kehidupan keluarga kelak dan tidak semata-mata hanya cinta saja. Namun setiap orang wajib mengkontrol apa yang akan ia lakukan dalam mempersiapkan pernikahannya entah perilaku atau ucapannya. Yang paling penting jangan mengupas terlalu dalam tentang keuangan sang calon pasangan, karena berkesan tidak etis dan tidak percaya akan kemampuan tanggung jawab pasangannya. Hal itu rawan menjadi bahan perdebatan antara keduanya.

Masalah lain mungkin urusan masing-masing pekerjaan yang kadang bisa menjadikan tingkat emosi naik, sehingga lebih sensitif pihak keduanya. Percayalah rezeki setiap manusia telah diatur Tuhan sedemikian rupa dilengkapi dengan jalan dan cara memperolehnya.

Bukankah setiap akan mengarungi bahtera rumah tangga harus siap berjalan perlahan dari bawah untuk mendapat sebuah kenikmatan di atas secara bersama-sama. Tidak hanya seorang saja yang berjuang, tapi keduanya saling mendukung dan melengkapi.Jadikan kekurangan pasangan menjadi kelebihanmu dalam menghadapi kekurangan pasanganmu. Tanpa harus menuntut pasangan menjadi yang diinginkan dengan konteks yang tidak wajar. Keduanya juga masih memiliki tanggung jawab keluarga sehingga tidak semena-mena hanya memenuhi kebutuhan pribadi. 

Pernikahan dibangun untuk pondasi istana rumah tangga yang kokoh. Saling menuntut sesekali dibutuhkan namun selalu ada batas wajarnya, kendalikan diri sendiri. Setiap orang mengidamkan hanya sekali seumur hidup untuk menikah. Dalam pernikahan ibarat berkompetisi antara masalah dan Anda serta pasangan Anda.

Apabila sepasang suami istri yang memenangkan masalah maka pernikahan keduanya bertahan, adapula yang begitu saja menyerah untuk memenangkan kompetisi itu sehingga tidak dapat mempertahankan pernikahannya. Dari persiapan pernikahan memang selalu ada masalah ibarat kompetisi pra pernikahan. Kembali ke pembawaan masing-masing pasangan dalam menghadapi masalah tersebut. 

Namun sesungguhnya tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Berdiskusi dengan kepala dingin juga merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan.

Tweet