Perbedaan Persepsi antara Aset dan Liabiltas

Jangan Salah Persepsi antara Aset dan Liabiltas.Banyak sekali dari pengusaha atau pun pebisnis yang tidak memahami mengenai ilmu akuntansi sering salah kaprah dalam penyebutan harta yang dimiliki. Mereka mengira bahwa barang  barang mewah yang dimiliki adalah aset. Padahal tidak, belum tentu barang mewah yang dimiliki berupa aset bisa jadi justru liabilitas.Tentu saja sebelum lebih jauh kita harus memahami makna antara aset dan liabilitas. Aset disini adalah sesuatu yang dapat menghasilkan yang dapat memberikan keuntungan dari benda tersebut.

Perbedaan Persepsi antara Aset dan Liabiltas

Misalnya saja seorang pengusaha membeli sebuah Apartemen mewah di pusat kota, kemudian apartemen tersebut tidak dipergunakan untuk keperluan pribadi melainkan untuk disewakan tiap bulananya. Dan pengusaha tersebut memberikan carge kepada penyewa Rp. 6.000.000,-/bulan. Berarti nominal yang ada tersebut adalah hak pengusaha tersebut atas balas jasa sewa apartemen yang dimiliki. Kesimpulanya bahwa apartemen tersebut menghasilkan dan memberikan keuntungan  setiap bulanya. Nah, itulah yang dinamakan aset.

Namun jika kejadiannya berkelanjutan yakni Apartemen tersebut dalam kurun waktu 3 bulan saja disewakan dan bulan berikutnya tidak ada penyewa maka pengusaha tersebut tidak mendapatkan penghasilan dari apartemen tersebut. Melainkan harus membayar kewajibanya seperti pajak atas barang mewah, biaya service carge dan biaya peremajaan furnish dan lain sebagainya. Nah, itulah yang dinamakan aset bisa berubah menjadi liabilitas.

Sedangkan Liabilitas perlu kita tahu yakni sesuatu yang tidak menghasilkan dan justru kebalikannya yakni sesuatu yang menambah pengeluaran atau yang membuat kita mengeluarkan biaya.Misalnya saja, ada seorang pengusaha membeli mobil mewah tentunya dengan biaya yang tinggi. Namun mobil tersebut hanya digunakan sebagai mobil pribadi bukan mobil sebagai sarana berbisnis. Sehingga seorang pengusaha tersebut harus menangung biaya service, pajak dan lain sebagainya setiap tahunya. Tanpa ada penghasilan dari adanya mobil tersebut. Nah, mobil tersebut bisa dikatakan sebagai liabiltas bukan aset. Karena mobil tersebut tidak dapat menghasilkan melainkan justru membuat seorang pengusaha tersebut mengeluarkan biaya.

Sebaliknya, jika mobil tersebut dijual kembali dan uangnya untuk membeli mobil box sebagai sarana usaha mengantarkan barang ke luar kota dan pengusaha tersebut mendapatkan keuntungan dari usahanya, maka bisa dikatakan mobil tersebut menjadi aset karena mobil yang dimiliki mampu menghasilkan keuntungan dan mampu menutupi biaya service, pajak dan lain sebagainya. 

Namun, jika kita melihat realita di masyarakat ternyata banyak dari mereka yang mengatakan bahwa benda  benda mewah yang dimiliki mayoritas adalah aset. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya benda tersebut adalah liabilitas yang menimbulkan biaya yang harus di keluarkan atau dibebankan. Dari kejadian tersebut kita bisa memahami bahwa masyarakat dari kita banyak yang masih belum memahami mengenai perbedaan antara aset dan liabilitas. Oleh karena diatas saya perjelas mengenai perbedaan aset dan liabilitas.

0 Response to "Perbedaan Persepsi antara Aset dan Liabiltas"

Posting Komentar